Keputusan PBESI untuk membatalkan keberangkatan empat nomor game esports ke SEA Games 2021 Vietnam menimbulkan tanda tanya dan gejolak komunitas. Seperti diketahui, para atlet dan staf pelatih sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk pemusatan latihan namun tak bisa pergi ke event SEA Games karena kendala anggaran pemerintah serta kuota atlet SEA Games yang terbatas.
Dalam rilis yang dikeluarkan PBESI disebutkan secara jelas alasan mengenai pemangkasan ini. Salah satunya adalah melakukan efisiensi anggaran agar dapat memfokuskan diri lebih baik untuk menghadapi Asian Games 2022 dan Olimpiade 2022.
Sementara Ibnu Riza selaku Kepala Badan Tim Nasional Esports menulis di Instastory-nya terkait pemotongan atlet esports ini berlaku juga kepada atlet dari olahraga konvensional. Bahkan ada 14 cabor yang tidak bisa berangkat. PBESI juga tidak bisa memberangkatkan secara mandiri para atlet esports karena terkendala dengan kebijakan Kemenpora.
Dikutip dari Esports.ID yang dihubungi oleh salah satu figur di pelatnas esports. Sosok tersebut mengungkap curahan hatinya terhadap keputusan yang dilakukan oleh Kementrian dan PBESI. “Kalau dari aku terkait keputusan pembatalan dari negara atau kementrian itu kita kecewa sudah pasti. Apalagi kita sudah luangkan waktu dari awal bulan Maret sampai akhir bulan Mei. Otomatis dari kita rata-rata ada yang cuti kerja, ada yang resign dan itu bukan cuma satu dua orang, rata-rata kaya gitu soalnya kita diminta full-time sampai event selesai karena sifatnya projek tiga bulan,” ucap sosok yang menjabat sebagai manajer timnas dan tak ingin disebutkan identitasnya.
Apalagi, dampak dari pembatalan tersebut makin berat mengingat bulan ini memasuki ramadhan dan setelahnya ada hari raya Idul Fitri. Otomatis, kebutuhan untuk berbelanja akan makin tinggi. “Apalagi ini sudah mau lebaran untuk yang muslim, sudah pasti kita butuh modal lah buat hidup sehari-hari apalagi kita sudah cuti dan resign selama tiga bulan. Kita tanpa pemasukan sama sekali soalnya kita harusnya selama latihan ini dapat gaji per bulannya, harusnya diawal seperti itu,”
Hal yang makin membuatnya kecewa adalah walau ada keinginan dari PBESI memberangkatkan para atlet secara mandiri, namun kementrian tetap memutuskan untuk memangkas jumlah atlet ke SEA Games Vietnam. “Dari kita sendiri kecewa kenapa kita harus nunggu lama tanpa ada kepastian sama sekali. Dan kenapa yang tadinya sudah disepakati karena kita bukan dibiayai negara tapi dari mandiri atau federasi terkait tetap tidak bisa memberangkatkan kita dan akhirnya kemarin tanggal 4 April kita dikasih info kalau kementrian tidak bisa memberangkatkan empat nomor esports ini dengan alasan yang sudah kita tahulah,”
Sekarang, sang narasumber misteri dengan anak didiknya hanya bisa menunggu kompensasi dan itikad baik yang harusnya mereka terima setelah mengorbankan waktu dan tenaga selama pelatnas.
Satu lagi yang buat salah satu staf timnas tersebut kecewa adanya pernyataan kalau pemutusan atlet terkait dengan tidak ada rekam jejak prestasi dan tak berpeluang medali. Ia pun memberikan sanggahan terkait statement itu. “Persyaratan yang jadi bahan interview tidak transparan dan tidak dikasih info dari awal kalau harus ada ketentuan seperti itu,” tegasnya.
Walau sedih, informan tersebut tetap memberikan semangat kepada para atlet yang akan berangkat dan berharap bisa melakukan yang terbaik demi Indonesia. “Tetap semangat ya, semoga bisa mendapat emas,” tutupnya.
Bagaimana pendapat kalian soal drama pelatnas?