Gamer Daerah Buktikan Tak Kalah Saing di Eksibisi Esports PON XX Papua

Photo of author

By admin

Eksibisi Esports di PON XX Papua resmi rampung pada Minggu 26 September kemarin dengan laga grand final di cabang olahraga eFootball PES 2021 dan Free Fire. Dari event ini, kita bisa melihat persaingan antara gamer-gamer di daerah dan kota saling menunjukan skill tanpa ada batasan sarana pendukung mengingat event diselenggarakan dalam satu tempat alias offline.

Dari lima kategori yang dipertandingan yakni PUBG Mobile, Mobile Legends, Free Fire, eFootball PES 2021 dan pertandingan persahabatan game Lokapala, penonton awam pastinya lebih menjagokan tim dari kota besar seperti DKI Jakarta atau Jawa Barat. Meski memang dua provinsi ini menyabet emas di cabor PUBGM dan eFootball PES, namun gamer daerah juga menunjukan mereka bisa bersaing dan punya skill yang tak bisa dianggap remeh.

INFRASTRUKTUR BUKAN KENDALA

Gamer yang berpusat di Pulau Jawa sudah didukung oleh berbagai macam infrastruktur serta akses teknologi yang lebih memadai. Berkarir menjadi atlet esports pun jauh lebih terbuka mengingat banyak organisasi esports besar berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.

Namun, kendala teknis seperti lag dan jaringan terputus tetap saja sering terjadi pada gamer ibukota. Bayangkan kendala yang dialami oleh para gamer atau atlet-atlet esports di PON XX Papua, mereka pasti merasakan kesulitan yang jauh lebih berat ketimbang gamer di kota.

Meski begitu, kesulitan membuat atlet di daerah beradaptasi dan terpacu meningkatkan skill lebih baik. Ketika tiba saatnya mereka bermain dengan dukungan infrastruktur, skill terbaik mereka bisa bermekaran.

PON XX Papua pun jadi bukti kehebatan atlet-atlet daerah. Misalnya, kontingen dari Papua dan Papua Barat selaku tuan rumah menunjukan banyak aksi mengejutkan di cabor PUBGM, Kalimanan Selatan dan Sulawesi Utara yang mengesankan di MLBB serta banyak momen-momen epik di PON XX Papua.

MELIHAT PARA JUARA & PESERTA HEBAT DI PON XX PAPUA

Tim ibukota tentu punya gengsi yang harus dijaga. Membawa nama baik daerah, DKI Jakarta berhasil menyabet emas di cabor PUBGM. Diperkuat oleh para pro player terbaik tanah air yakni Zuxxy-Luxxy dari Bigetron Alpha, Jadyden dari Aura dan Redface dari EVOS Esports, tim DKI harus berjuang sengit dengan provinsi lain demi poin tertinggi di akhir turnamen.

Tim tuan rumah yakni Papua Barat dan Papua malah tampil mengejutkan dan konsisten sepanjang kompetisi. Papua Barat mencetak empat kali chicken dinner sementara Papua dapat satu kali top placement.

Provinsi yang luput dari perhatian lainnya seperti Bali, Bangka Belitung dan Sulawesi Utara juga menunjukan permainan yang apik dan jadi lawan yang tangguh untuk provinsi DKI Jakarta.

Di cabor lainnya seperti Mobile Legends, Kalimantan Barat menunjukan dominasi mereka sebagai peraih gold medal. Disebut sebagai provinsi penyumbang pro player MLBB terbanyak, reputasi tersebut mereka jawab dengan torehan mengesankan di PON XX Papua.

Ironisnya, game yang begitu populer dan dimainkan oleh gamer-gamer kota besar ini malah gagal menunjukan kemampuan mereka. Hanya Jawa Tengah yang bisa mengangkat dagu sebagai juara kedua di cabor Mobile Legends PON XX Papua. Di tempat ketiga, Sulawesi Utara juga tak bisa dianggap remeh mengirimkan atlet esports berbakat.

Cuma peringkat tiga di MLBB, Sulawesi Utara merebut medal emas di cabor Free Fire. Ditemani oleh Bengkulu dan Maluku di tempat ketiga, ini membuktikan lagi-lagi gamer daerah punya banyak bakat-bakat potensial yang belum terendus.

Performa tim Ibukota kembali merosot di cabor eFootball PES 2021. Jawa Barat jadi penguasa kategori ini lewat performa brilian Rizky Faidan dan Ferry Gumilang. Provinsi Kalimantan Selatan dan Gorontalo sudah mencoba yang terbaik namun belum mampu mengimbangi kombinasi Jabar.

SAATNYA EVENTS ESPORTS BERGELIAT DI DAERAH

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Esports Indonesia (Sekjen PBESI) Frengky Ong mengatakan, ”Kekuatan atlet-atlet esports yang berlaga di Ekshibisi Esports PON XX Papua 2021 sangat merata. Tidak ada satu provinsi yang tampil dominan. Ini mengonfirmasi bahwa pembinaan-pembinaan di seluruh provinsi di Indonesia sudah berjalan baik dan tidak terjadi kesenjangan.”

Dari apa yang terlihat di PON XX Papua, betul kalau gamer daerah punya kemampuan yang setara dengan gamer di daerah pusat. Namun, kita tak bisa menutup mata kalau gamer daerah butuh lebih banyak perhatian. Ketimbang memaksa mereka untuk mengadu nasib ke Jakarta untuk jadi pro player, sudah sepatutnya pihak-pihak yang peduli dengan ekosistem dan industri esports menjemput bola dan menyambangi komunitas esports di daerah secara reguler.

Meski situasi pandemi masih belum teratasi sepenuhnya, gelaran offline di PON XX Papua jadi contoh kalau event offline yang mengedepankan kesehatan masyarakat bisa dilakukan. Dengan persaingan nasional yang makin sengit akibat banyaknya atlet-atlet berbakat dari berbagai daerah, ini akan mendorong kualitas pemain nasional untuk bisa bersaing dan jadi unggulan di kancah regional dan internasional.

Bagaimana pendapat kalian soal gelaran PON XX Papua 2021?

About Author