Dalam sebuah klip dokumenter yang ditayangkan disela pertandingan The International 10, sebuah tayangan inspiratif tentang pemuda yang main DOTA 2 hanya dengan kepalanya membuat banyak fans merasa tersentuh. Marc Werner dulunya adalah lelaki biasa yang aktif, kompetitif dan menekuni berbagai aktivitas fisik. Sampai satu kecelakaan membuatnya kehilangan kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuhnya kecuali kepala.
Marc mengalami kecelakaan di tahun 2008 saat ia melakukan selancar layang. Selancar layang adalah olahraga ekstrim yang dilakukan di permukaan air seperti laut, danau luas atau salju memanfaatkan kekuatan angin atau tenaga mesin untuk menciptakan momentum. Sial bagi Marc, angin saat itu terlalu besar dan menghempasnya ke satu-satunya rumah yang berada di sekitar pantai.
Marc mengalami koma selama dua minggu setelah kecelakaan tersebut. Ia mematahkan tiga tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan. Marc tak bisa lagi menggerakan tangan dan kakinya. Sempat putus asa, Marc beruntung dikenalkan DOTA 2 oleh temannya. Saat itulah ia memiliki motivasi lagi untuk hidup dan melampiaskan jiwa kompetitifnya.
Marc tidak menggunakan mouse dan keyboard biasa untuk bermain DOTA 2. Ia memodifikasi sendiri mouse di sekitar kepalanya, menggerakan pointer dengan dagu dan mengganti tombol klik kiri-kanan menjadi tuas yang berada disamping kepalanya. Ia harus menggerakan dagunya ke arah yang diinginkan sambil memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri tergantung klik apa yang pilih.
Marc saat ini sudah menyentuh 3000 MMR meski ia agak kesal sedang lose streak dan merosot ke rank Archon. Namun, ia optimis bakal mengembalikan MMR-nya yang hilang dalam waktu singkat.
“DOTA 2 adalah hal yang besar dalam hidupku karena ini adalah caraku untuk tetap kompetitif. Ku rasa game ini baik bagiku karena aku bisa menerima kecacatanku lebih baik, menerima diriku apa adanya. Karena kebanyakan orang tak tahu aku cacat. Ketika aku bermain buruk, aku mengakui bermain buruk. Itu tak apa-apa, seolah-olah aku bukanlah orang yang lumpuh. Dan sekarang, aku tak merasa cacat dalam hidupku” ucap Marc.
Marc masih menyelesaikan sekolahnya dan punya impian untuk melakukan paralayang di pegunungan Austria. Inspiratif banget kisah Marc yang tidak menyerah dengan situasi. Semoga kisah Marc juga bisa jadi motivasi untuk pembaca untuk tak menyerah dengan keadaan seburuk apapun itu.