Ajang PUBG MOBILE paling bergengsi se-Asia Tenggara musim ini, 2022 PMPL SEA Championship Spring, telah menyelesaikan laga puncaknya pada 10-12 Juni 2022 lalu dengan menobatkan D’Xavier sebagai raja baru di Asia Tenggara.
Bagi tim Vietnam tersebut, musim ini memang menjadi musim yang sangat dramatis. Mereka harus beberapa kali puas sebagai runner-up di turnamen lokal seperti 2022 PMPL Vietnam Spring maupun turnamen internasional seperti SEA Games 2021 Hanoi.
Hingga pada akhirnya, D’Xavier pun berhasil memenangkan 2022 PMPL SEA Championship Spring dan dinobatkan sebagai raja baru di Asia Tenggara. Tentu, ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi skuad D’Xavier mengingat Ini merupakan kali pertama dalam sejarah tim Vietnam menjuarai ajang PMPL SEA Championship.
Melalui wawancara singkat bersama PUBG MOBILE Indonesia, kapten tim D’Xavier, Đinh Dương Thành alias Rabiz, mengungkapkan bahwa kegagalan mereka di awal musim ini menjadi pembelajaran dan motivasi bagi mereka hingga akhirnya bisa menjadi raja Asia Tenggara.
“Setelah gagal di SEA Games terakhir, tim kami telah menjadi runner-up sebanyak empat kali di turnamen domestik dan internasional. Ini menjadi motivasi utama kami untuk berjuang keras di turnamen PMPL SEA dan menjadi juara di Asia Tenggara,” ujar Rabiz dalam versi terjemahan bahasa Indonesia.
D’Xavier sendiri sempat berpartisipasi mewakili Vietnam pada ajang SEA Games 2021 Hanoi, di mana mereka membawa pulang medali perak pada cabang beregu dan medali emas pada cabang individu yang disumbangkan oleh pemain muda mereka, Phan “ViCoi” Văn Đông.
Rabiz yang secara langsung melakoni dua turnamen tersebut turut menanggapi turnamen mana yang ia rasa lebih menantang. Ia pun memberikan jawaban serupa dengan SVAFVEL, yang menyebutkan bahwa PMPL SEA lebih sulit dibandingkan SEA Games.
“PMPL SEA (lebih sulit), karena turnamen ini mendatangkan 16 tim terkuat di Asia Tenggara,” ucapnya.
Namun, Rabiz mengungkapkan adanya satu hal yang membuat PMPL SEA musim ini menjadi sedikit berbeda, yaitu ketidakhadiran salah satu rival Indonesia mereka, Bigetron RA. Pasalnya, Bigetron RA harus absen untuk pertama kalinya dalam sejarah PMPL SEA setelah gugur di babak Play-Ins.
D’Xavier dan Bigetron RA memang memiliki sejarah panjang karena sering tampil di turnamen internasional. Rabiz sempat bersaing dengan Luxxy, Ryzen, dan uHigh di SEA Games 2021 Hanoi lalu, namun ia mengaku kangen bersaing dengan skuad inti Bigetron RA.
“Saya sangat merindukan saudara-saudara saya (di Bigetron RA). Saya berharap musim depan BTR kembali lebih kuat dan kami dapat terus bersaing di turnamen berikutnya,” ungkap Rabiz.