Pemain Terbukti Curang, Timnas AoV Women Thailand Resmi Mundur dari SEA Games 33

Rayhan Raysidi

December 17, 2025

Kontroversi mencoreng cabang esports SEA Games 33. Tim Nasional Thailand untuk kategori Arena of Valor (AoV) Women resmi mengundurkan diri dari kompetisi setelah salah satu pemainnya terbukti melakukan kecurangan.

Warasin “Tokyogurl” Naphat, atlet Talon Esports

Pemain yang dimaksud adalah Warasin “Tokyogurl” Naphat, atlet Talon Esports yang memperkuat timnas Thailand. Ia dinyatakan melanggar regulasi esports SEA Games terkait penggunaan software atau modifikasi perangkat yang tidak diperbolehkan.

Pelanggaran Terjadi di Upper Bracket Final

Kasus ini terungkap usai pertandingan upper bracket final AoV Women antara Thailand dan Vietnam. Dalam surat resmi yang dikirim delegasi teknis esports SEA Games 33, Joebert Lopez Yu, kepada Thailand National Olympic Committee, disebutkan bahwa Tokyogurl melanggar pasal 9.4.3 regulasi esports SEA Games.

Pada game pertama pertandingan tersebut, Tokyogurl terbukti menggunakan software pihak ketiga dan/atau melakukan modifikasi hardware atau device pertandingan, yang bertujuan memperoleh keunggulan tidak adil atas lawan.

Sebagai konsekuensi, Tokyogurl langsung dilarang melanjutkan partisipasi di cabang AoV Women SEA Games 33.

Thailand Memilih Mundur dari Turnamen

Meski pelanggaran tersebut terjadi, Thailand tetap kalah dari Vietnam di laga tersebut. Namun, setelah sanksi dijatuhkan kepada Tokyogurl, Thailand memutuskan mengundurkan diri dan tidak melanjutkan pertandingan lower bracket melawan Laos.

Dengan keputusan ini, persaingan AoV Women SEA Games 33 otomatis berakhir. Vietnam keluar sebagai peraih medali emas, Laos mengamankan perak, dan Timor Leste meraih perunggu. Perlu dicatat, kategori AoV Women di SEA Games kali ini hanya diikuti oleh empat negara.

Permintaan Maaf dari Federasi Esports Thailand

Menanggapi insiden ini, Santi Lothong, Presiden Thailand Esports Federation, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui siaran Facebook Live.

Kami memohon maaf atas kesalahan yang terjadi. Saya dan seluruh tim sangat menyesalkan kejadian ini,” ujar Santi.

Kami mencintai esports dan tidak bisa membiarkan tindakan apa pun yang mencoreng integritasnya, siapa pun pelakunya.”

Kasus ini menjadi pengingat keras bahwa fair play dan integritas adalah fondasi utama esports kompetitif, terlebih di ajang multievent sekelas SEA Games yang membawa nama negara.

Leave a Comment

Optimized by Optimole