China sendiri memang dianggap memiliki pasar gaming yang sangat besar. Bahkan beberapa game seperti DOTA 2 dan LOL membuat kualifikasi (region) khusus untuk negara tersebut. Menurut laporan yang dirilis di Shenzhen Tiongkok Selatan, jumlah pemain esports di Tiongkok mencapai 488 juta pada tahun 2023, naik 0,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan sebenarnya dari industri esports adalah 26,35 miliar yuan ($3,71 miliar) pada tahun 2023, meski angkat tersebut turun 1,31 persen YoY, seperti yang dilaporkan oleh Electronic Sports Committee of China Audio-Video and Digital Publishing Association.
Berdasarkan rincian sumber pendapatan, streaming langsung esports memiliki pangsa terbesar yaitu 80,87 persen, sedangkan pendapatan acara dan klub masing-masing menyumbang 8,59 persen dan 6,42 persen.
Di antara kategori game esports utama, game menembak (shooting) memimpin dengan 28 persen, diikuti oleh game taktis online multipemain sebesar 15,9 persen, dan game berbasis olahraga sebesar 12,2 persen.
Pada tahun 2023, jumlah acara esports non-pameran yang menampilkan pemain tingkat provinsi dan profesional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan total 127 acara, di antaranya Shanghai, Beijing, dan Hangzhou menjadi tuan rumah acara esports offline paling banyak.
Laporan tersebut juga mengindikasikan bahwa industri esports Tiongkok terus berkembang secara global pada tahun ini, khususnya di Asia Tenggara. Beberapa ajang telah menjadikan dirinya sebagai kompetisi esports lokal yang populer di negara-negara seperti Indonesia dan Filipina.