Terbukti Terlibat Match Fixing, Pemain VALORANT “ban” Diskors 12 Bulan oleh Riot Games

Rayhan Raysidi

December 19, 2025

Riot Games resmi menjatuhkan sanksi larangan bermain selama 12 bulan kepada pemain VALORANT Joseph “ban” Seungmin Oh setelah terbukti melanggar aturan terkait match fixing di kompetisi VCT: Pacific.

Dalam pernyataan resminya, Riot mengungkap bahwa ban melanggar Pasal 4.14 Riot Games Esports Global Code of Conduct, yang secara khusus mengatur larangan manipulasi pertandingan. Pelanggaran tersebut berkaitan dengan interaksi ban bersama sejumlah pihak yang mengajukan proposal pengaturan hasil pertandingan, lengkap dengan pembahasan kompensasi finansial.

Kasus ini berkaitan dengan pertandingan VCT Pacific Stage 2 antara Global Esports melawan Team Secret yang digelar pada 19 Juli 2025.

Tidak Terbukti Sengaja Melemahkan Performa, Namun Tetap Bersalah

Joseph “ban” Seungmin Oh – Player Global Esports

Riot menegaskan bahwa meskipun ban mengklaim tidak berniat menjalankan pengaturan pertandingan atau sengaja bermain buruk, keterlibatannya dalam percakapan dan pembahasan proposal tersebut sudah cukup untuk dinyatakan sebagai pelanggaran.

Walaupun ban menyatakan tidak memiliki niat untuk melaksanakan manipulasi, keterlibatannya tetap dianggap sebagai pelanggaran kode etik,” tulis Riot dalam pernyataannya.

Sebagai bagian dari proses investigasi, Riot juga melakukan evaluasi performa ban pada pertandingan yang dipermasalahkan, termasuk analisis gameplay, statistik K/D/A, serta data pertandingan lainnya. Hasilnya, Riot tidak menemukan bukti kuat bahwa ban secara sengaja melakukan underperform demi mengatur hasil laga.

Namun demikian, hal tersebut tidak menghapus tanggung jawab atas pelanggaran yang telah dilakukan.

Faktor Peringanan dan Kewajiban Tambahan

Riot turut mempertimbangkan sejumlah faktor yang meringankan hukuman, salah satunya adalah tindakan ban yang melakukan self-report atau melaporkan kejadian tersebut kepada manajemen timnya sebelum proses disipliner resmi dimulai. Langkah ini dinilai sebagai bentuk kerja sama yang signifikan dalam penyelidikan.

Selain skorsing satu tahun, ban juga diwajibkan untuk mengikuti program pelatihan khusus terkait integritas dan etika dalam lingkungan kompetitif. Pelatihan tersebut harus diselenggarakan oleh pihak ketiga independen dan mendapatkan persetujuan tertulis dari liga sebelum dijalankan.

Apabila ban gagal memenuhi kewajiban pelatihan tersebut sebelum mencoba kembali ke ekosistem esports Riot Games, sanksi tambahan dapat dijatuhkan kepada dirinya maupun tim yang menaunginya di masa depan.

Kronologi Investigasi Riot Games

Kasus ini mulai mencuat pada 27 Agustus 2025, ketika Riot mengetahui adanya unggahan daring berisi tangkapan layar tidak terverifikasi yang diduga menunjukkan percakapan match fixing di lingkup VCT Pacific. Riot kemudian menunjuk Sportradar untuk melakukan investigasi lanjutan.

Setelah melalui wawancara dengan berbagai pihak dan peninjauan dokumen hingga 18 November 2025, Riot menyimpulkan bahwa meski bukti visual tidak dapat diverifikasi sepenuhnya, kesaksian dan data yang dikumpulkan mengindikasikan keterlibatan ban dalam pembahasan manipulasi pertandingan.

Proses disipliner resmi dimulai pada 3 Desember 2025, dengan ban menyerahkan pernyataan tertulis pada 10 Desember 2025. Riot menegaskan bahwa keputusan ini bersifat final dan tidak dapat diajukan banding. Namun, mereka membuka kemungkinan peninjauan ulang apabila di kemudian hari muncul bukti baru yang substansial.

Kasus ini kembali menjadi pengingat keras akan pentingnya integritas di dunia esports, khususnya di level kompetisi tertinggi seperti VCT Pacific.

Leave a Comment

Optimized by Optimole